https://room5la.com/

room5la.com – Suasana pagi di Terminal Kepahiang, Bengkulu, yang biasanya cuma diisi deru motor dan obrolan tukang ojek, mendadak mencekam. Warga yang hendak berangkat kerja dibuat gempar sama satu pemandangan tragis: seorang tukang ojek ditemukan tergeletak bersimbah darah, tak bernyawa. Satu kata yang langsung terlintas di kepala banyak orang duel maut.

Bukan Cuma Adu Mulut Biasa

Menurut keterangan beberapa saksi di lokasi, kejadian ini bukan pertengkaran biasa. Katanya, dua tukang ojek terlibat cekcok hebat, saling bentak, bahkan sempat adu fisik sebelum akhirnya salah satu dari mereka mengeluarkan senjata tajam.

“Awalnya cuma ribut soal penumpang. Gak taunya jadi saling tantang. Eh, tiba-tiba udah ada yang ngeluarin pisau,” kata Andi, salah satu pedagang kopi di terminal yang jadi saksi mata.

Dalam hitungan detik, keributan itu berubah jadi duel sengit. Bukan kayak di film, tapi benar-benar bikin merinding. Salah satu tukang ojek, yang belakangan diketahui bernama Roni (42), akhirnya roboh setelah kena tusukan di bagian dada dan perut. Nyawanya nggak tertolong meskipun warga langsung berusaha membawa ke rumah sakit terdekat.

Pelaku Kabur, Polisi Bergerak Cepat

Pelaku penusukan yang diduga bernama Darman (38) langsung melarikan diri usai kejadian. Tapi, polisi nggak tinggal diam. Kurang dari dua jam, Tim Reskrim Polres Kepahiang berhasil mengamankan Darman di rumah saudaranya di daerah Bermani Ilir.

“Pelaku sudah kita tangkap, saat ini sedang dalam proses pemeriksaan,” ujar Kapolres Kepahiang, AKBP Suparman dalam konferensi pers singkat.

Motif awal yang diduga adalah persaingan sesama tukang ojek yang sudah berlangsung lama. “Memang ada gesekan dari beberapa waktu lalu, ditambah perebutan penumpang pagi tadi jadi pemicu utamanya,” tambah Suparman.

Terminal yang Biasanya Tenang, Kini Berubah Suram

Terminal Kepahiang selama ini dikenal cukup tenang. Aktivitas ojek dan angkot berjalan normal, nggak pernah ada insiden yang sampai memakan korban jiwa. Tapi kejadian ini bikin banyak orang syok dan resah, terutama sesama tukang ojek.

“Saya gak nyangka aja, soalnya mereka berdua udah lama narik di sini. Dulu memang sering adu mulut, tapi gak pernah sampai separah ini,” ucap Jaka, tukang ojek lainnya yang tampak masih syok.

Warga juga mulai khawatir dengan keamanan di area terminal. Banyak yang berharap pengelola dan pihak berwajib mulai pasang kamera pengawas dan memperketat pengamanan, apalagi saat jam sibuk.

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Kejadian tragis ini bisa jadi tamparan keras buat kita semua. Terkadang, hal kecil kayak rebutan penumpang bisa meledak kalau gak ditangani dengan kepala dingin. Emosi yang gak dikontrol bisa berubah jadi bencana, bahkan hilangnya nyawa seseorang.

room5la.com percaya bahwa penting banget untuk meningkatkan kesadaran soal manajemen emosi, terutama di lingkungan kerja yang penuh tekanan seperti tukang ojek. Bukan cuma itu, komunitas juga perlu ikut andil buat membangun suasana kerja yang sehat, saling menghargai, dan gak mudah tersulut.

Duka Mendalam dari Keluarga

Di rumah duka, suasana haru menyelimuti. Roni dikenal sebagai sosok yang ramah dan pekerja keras. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

“Saya cuma pengen keadilan buat suami saya. Dia cuma cari nafkah, gak pernah niat cari musuh,” ujar istri Roni dengan mata berkaca-kaca.


Peristiwa duel maut di Terminal Kepahiang ini menyisakan luka dalam, bukan cuma untuk keluarga korban, tapi juga untuk masyarakat sekitar. Semoga ini jadi kejadian terakhir, dan kita semua bisa belajar bahwa amarah gak pernah jadi solusi. Stay safe dan tetap waras, folks. Jangan biarkan emosi sesaat merusak segalanya.

room5la.com, melaporkan langsung dari Kepahiang.

By admin