room5la.com – Dukungan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol di Korea Selatan telah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dengan berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan ini. Penurunan ini, yang terjadi menjelang pemakzulan yang semakin dekat, menunjukkan ketegangan politik yang meningkat dan meningkatnya ketidakpuasan publik terhadap kepemimpinan Yoon.
Penurunan Dukungan Publik
Menurut survei yang dilakukan pada Desember 2024, dukungan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol tercatat hanya 11%. Ini adalah penurunan yang signifikan, dengan angka dukungan sebelumnya berada di sekitar 16%. Survei tersebut menunjukkan bahwa banyak warga Korea Selatan mulai meragukan kapasitas Yoon untuk memimpin, dan ketidakpuasan ini mencerminkan kegelisahan sosial dan politik yang meluas di negara tersebut. Beberapa pengamat politik menyatakan bahwa ketidakpuasan terhadap Yoon ini dapat berhubungan dengan sejumlah kontroversi yang melibatkan kebijakan dan tindakannya.
Kontroversi Deklarasi Darurat Militer
Salah satu momen yang memicu penurunan dukungan ini adalah deklarasi darurat militer yang diumumkan oleh Yoon pada 3 Desember 2024. Tindakan ini bertujuan untuk mengatasi situasi darurat di negara tersebut, namun keputusan tersebut menimbulkan kontroversi besar di kalangan publik dan politisi. Banyak yang menganggap langkah tersebut sebagai tindakan yang berlebihan dan berisiko menambah ketegangan di tengah situasi politik yang sudah tidak stabil. Meskipun Yoon mengklaim bahwa tindakannya sah dan diperlukan untuk menjaga ketertiban negara, banyak kalangan yang menentang langkah tersebut.
Tuduhan Pemberontakan dan Pemakzulan
Situasi semakin memburuk ketika Yoon Suk Yeol menghadapi dakwaan pemberontakan terkait deklarasi darurat militer tersebut pada Januari 2025. Pada saat itu, Yoon ditangkap dan didakwa atas tuduhan berhubungan dengan pemberontakan yang menyebabkan kerusuhan dan ketidakstabilan negara. Jika terbukti bersalah, ia bisa menghadapi hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Berbagai kelompok di Korea Selatan mulai menyerukan pemakzulan terhadap Yoon, dengan alasan bahwa tindakan yang diambilnya telah melanggar konstitusi dan menimbulkan ancaman terhadap demokrasi. Namun, meskipun banyak yang mendukung pemakzulan, ada pula segelintir pendukung yang tetap menunjukkan solidaritas terhadap Presiden Yoon, bahkan melalui protes dan doa bersama.
Tanggapan Publik dan Protes
Ketegangan semakin tinggi di antara pendukung dan penentang Presiden Yoon. Beberapa kelompok, terutama mereka yang sebelumnya mendukung kebijakan Yoon, tetap menunjukkan dukungan mereka melalui berbagai aksi protes. Beberapa pemimpin politik juga terus menyuarakan pembelaan terhadap keputusan-keputusan Yoon, mengklaim bahwa presiden telah dipaksa untuk membuat pilihan sulit demi menjaga kestabilan negara.
Namun, di sisi lain, mayoritas publik tampaknya mendukung upaya pemakzulan terhadap Yoon. Ketidakpuasan terhadap kepemimpinannya semakin terpusat pada persepsi bahwa ia telah gagal menangani masalah sosial dan politik di Korea Selatan, serta keputusan-keputusan kontroversial yang ia ambil. Banyak yang merasa bahwa situasi politik yang terpolarisasi dan keputusan-keputusan Yoon semakin memperburuk situasi, bukan memperbaikinya.
Prospek Ke Depan
Dukungan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol diperkirakan akan terus menurun jika situasi politik tidak membaik. Sebuah pemakzulan kemungkinan akan semakin mendekat seiring berjalannya waktu, dan ini akan menjadi ujian besar bagi stabilitas politik di Korea Selatan. Ketegangan ini bisa mempengaruhi hubungan internasional negara tersebut, mengingat peran penting yang dimainkan oleh Korea Selatan dalam geopolitik Asia Timur.
Bagaimanapun, situasi politik yang dinamis ini masih dapat berubah dengan cepat, tergantung pada bagaimana pemerintah, partai-partai politik, dan masyarakat luas merespons perkembangan berikutnya. Yang jelas, saat ini, Presiden Yoon Suk Yeol berada dalam posisi yang sangat sulit, dengan mayoritas publik yang semakin menjauh darinya.