room5la.com Direktur penerbangan sipil di Bandara Internasional Beirut telah menegaskan bahwa sebagian besar maskapai penerbangan masih melayani Lebanon seperti biasa, meskipun beberapa bagian di Lebanon Selatan dan Lembah Bekaa telah menjadi target operasi militer Israel yang besar-besaran sejak Senin pagi waktu setempat. Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Lebanon, konflik tersebut telah mengakibatkan sedikitnya 274 kematian dan 1.024 orang terluka.
Fadi Hassan, direktur penerbangan sipil di Bandara Internasional Beirut, menyampaikan kepada L’OLJ bahwa meskipun beberapa maskapai telah menunda penerbangan mereka akibat ketegangan yang meningkat, sebagian besar tetap melayani Beirut.
Beberapa maskapai yang menunda penerbangan pada Senin antara lain Tarom Airlines, Kuwait Airways, Saudia Airlines, Lufthansa, Sun Express, Swissair, Air France, Transavia, Turkish Airlines, Pegasus Airlines, Cyprus Airways, dan Royal Jordanian. Keputusan untuk hari-hari mendatang masih belum diputuskan.
Jean Abboud, Presiden Asosiasi Pemilik Agen Perjalanan dan Pariwisata, mengumumkan pada Senin bahwa terjadi penurunan 30-40% dalam lalu lintas di Bandara Internasional Beirut dalam beberapa hari terakhir. Dia juga menyatakan bahwa sekitar 14 maskapai telah menghentikan penerbangan mereka ke dan dari Lebanon akibat perkembangan keamanan dan militer di negara tersebut.
Beberapa maskapai telah mengumumkan penangguhan penerbangan ke Beirut sejak eskalasi konflik minggu lalu, yang dimulai pada Selasa dan Rabu dengan serangan terhadap peralatan elektronik milik anggota Hizbullah, menyebabkan sedikitnya 39 kematian dan hampir 3.000 orang terluka. Serangan Israel pada Jumat di pinggiran selatan Beirut, yang menyasar komandan Hizbullah, telah mengakibatkan 54 kematian dan lebih dari 66 orang terluka, dengan 5 orang masih hilang.
Operasi Israel pada Senin dapat menyebabkan penangguhan penerbangan lebih lanjut. “Situasi berubah setiap hari, dan penerbangan ditangguhkan atau dioperasikan berdasarkan perkembangan dan informasi keamanan,” tutur Jean Abboud.