https://room5la.com/

Selingkuh itu topik yang nggak ada habisnya buat dibahas. Ada yang bilang, “Sekali selingkuh, tetap selingkuh!” Tapi ada juga yang percaya kalau orang bisa berubah dan hubungan bisa diperbaiki. Nah, sebenarnya, apakah selingkuh bisa dimaafkan? Yuk, kita bahas bareng di Room5la.com dengan pendapat dari para ahli!

1. Selingkuh Itu Bukan Sekadar Kesalahan, Tapi Juga Pilihan

Menurut psikolog klinis, Dr. Shirley Glass, selingkuh bukan sekadar “khilaf” atau kecelakaan, tapi keputusan sadar yang diambil seseorang. Jadi, buat sebagian orang, memaafkan bukan cuma soal melupakan kejadian itu, tapi juga menerima bahwa pasangan mereka pernah memilih untuk mengkhianati kepercayaan.

Tapi, menurut Dr. John Gottman, seorang pakar hubungan, hubungan yang retak karena perselingkuhan tetap bisa diperbaiki jika kedua belah pihak benar-benar berkomitmen untuk berubah dan membangun kembali kepercayaan. Artinya, si pelaku harus benar-benar menunjukkan penyesalan dan konsistensi dalam perubahannya.

2. Apakah Memaafkan Berarti Melupakan?

Memaafkan bukan berarti melupakan. Banyak psikolog setuju bahwa memberi maaf lebih ke arah menghilangkan dendam dan luka batin, bukan menghapus ingatan tentang kejadian tersebut. Menurut Dr. Janis Abrahms Spring, dalam bukunya After the Affair, memaafkan lebih tentang pemulihan diri sendiri, bukan memberi izin pada pelaku untuk mengulangi kesalahannya.

Jadi, kalau kamu memilih untuk memaafkan pasangan yang selingkuh, itu harus berdasarkan kesadaran bahwa hubungan bisa berkembang lebih baik, bukan karena takut kehilangan atau sekadar menutupi rasa sakit.

3. Faktor yang Bisa Mempengaruhi Keputusan Memaafkan

Ada beberapa faktor yang bisa jadi pertimbangan sebelum memutuskan apakah selingkuh layak dimaafkan atau tidak:

  • Seberapa besar penyesalan pasangan? Kalau dia benar-benar menyesal dan berusaha memperbaiki diri, mungkin masih ada harapan.
  • Alasan di balik perselingkuhan – Apakah ini terjadi karena masalah dalam hubungan yang bisa diperbaiki atau memang karena kebiasaan buruk pasangan?
  • Apakah hubungan masih bisa diselamatkan? Kalau kamu atau pasangan sudah kehilangan rasa percaya dan cinta, mungkin lebih baik move on.
  • Dampak emosional bagi diri sendiri – Jangan memaksakan diri untuk memaafkan kalau ternyata itu hanya menyakiti dirimu lebih dalam.

4. Kapan Sebaiknya Tidak Memaafkan?

Kalau pasangan nggak menunjukkan rasa bersalah, tetap mengulangi kesalahannya, atau bahkan menyalahkan kamu atas perselingkuhannya, itu tanda bahwa hubungan ini nggak sehat. Dalam kasus seperti ini, para ahli menyarankan untuk pergi daripada terus-menerus tersakiti.

Menurut Dr. Ramani Durvasula, seorang psikolog klinis, jika pasangan menunjukkan tanda-tanda narsistik atau manipulatif, lebih baik tidak memberikan kesempatan kedua. Sebab, tipe pasangan seperti ini cenderung mengulang kesalahan yang sama.

Kesimpulan: Memaafkan atau Tidak?

Pada akhirnya, keputusan ada di tanganmu. Beberapa orang bisa memaafkan dan membangun kembali hubungan mereka, sementara yang lain merasa lebih baik melepaskan dan memulai hidup baru. Apa pun pilihanmu, pastikan itu adalah keputusan yang membawa kebahagiaan dan ketenangan buat dirimu sendiri.

Nah, kalau kamu punya pengalaman atau pendapat soal ini, jangan ragu untuk berbagi di kolom komentar Room5la.com ya! Siapa tahu, kisahmu bisa membantu orang lain yang sedang mengalami dilema serupa. 😉

By admin