room5la.com Donetsk, Ukraina — Pada Sabtu malam, serangan terbaru Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di kota Donetsk, menimbulkan kerusakan parah dan memakan korban jiwa. Menurut laporan awal dari otoritas setempat, serangan ini menyebabkan setidaknya 10 orang tewas dan lebih dari 20 lainnya terluka.
Gedung apartemen yang menjadi sasaran terletak di kawasan pemukiman padat yang sebelumnya relatif aman dari konflik langsung. Ledakan yang diakibatkan oleh roket menghancurkan beberapa lantai gedung tersebut, merusak fasilitas umum di sekitarnya, dan memaksa ratusan warga untuk mengungsi.
Respons Warga dan Tim Penyelamat
Tim penyelamat segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Mereka bekerja sepanjang malam untuk mencari korban di bawah reruntuhan. Suasana di tempat kejadian sangat mencekam dengan suara sirene ambulans dan tangisan warga yang kehilangan anggota keluarga. “Ini adalah malam yang paling menakutkan dalam hidup saya. Kami tidak tahu apakah kami bisa selamat,” ujar Irina, seorang warga yang tinggal di lantai empat gedung tersebut.
Kecaman Internasional
Serangan ini memicu kecaman internasional. Pemerintah Ukraina menuduh Rusia sengaja menargetkan area sipil untuk meningkatkan tekanan psikologis terhadap penduduk setempat. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam pernyataan resminya menyebut serangan ini sebagai “aksi teror brutal yang tidak dapat dimaafkan.”
Di sisi lain, Kremlin belum memberikan komentar resmi terkait serangan ini. Namun, Rusia sebelumnya telah membantah tuduhan bahwa mereka menargetkan warga sipil, dengan alasan semua serangan mereka diarahkan pada sasaran militer.
Dampak terhadap Penduduk Lokal
Warga Donetsk kini semakin terhimpit oleh konflik yang terus berkecamuk. Selain menghadapi ancaman serangan, mereka juga kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar seperti air bersih, listrik, dan obat-obatan. Banyak keluarga terpaksa tinggal di tempat penampungan sementara yang penuh sesak.
Seorang analis politik, Sergei Ivanov, mengatakan bahwa serangan terhadap kawasan sipil seperti ini menandakan upaya eskalasi konflik di wilayah Donetsk. “Rusia tampaknya ingin menunjukkan dominasinya di wilayah ini, meskipun itu berarti meningkatkan penderitaan warga sipil,” ujarnya.
Upaya Bantuan dan Solidaritas
Berbagai organisasi kemanusiaan, termasuk Palang Merah Internasional, telah mulai memberikan bantuan kepada para korban. Mereka mendistribusikan makanan, air, dan perlengkapan medis kepada para pengungsi. Namun, akses ke beberapa wilayah tetap menjadi tantangan besar akibat pertempuran yang terus berlangsung.
Serangan ini menambah daftar panjang tragedi kemanusiaan yang diakibatkan oleh konflik Rusia-Ukraina, yang kini memasuki tahun ketiga sejak dimulainya invasi besar-besaran pada Februari 2022. Dunia internasional terus menyerukan upaya diplomasi untuk mengakhiri konflik ini, meskipun jalan menuju perdamaian tampaknya masih panjang dan penuh hambatan.