Pernah nggak sih kamu merasa nggak bisa berhenti buka aplikasi yang itu-itu aja? Meskipun udah tahu banget isi dalamnya, kayaknya ada yang memaksa kita untuk terus buka lagi dan lagi. Entah itu aplikasi media sosial, game, atau bahkan aplikasi belanja online yang meski isinya cuma daftar produk yang nggak perlu kita beli, tetep aja dibuka terus. Nah, penasaran nggak sih kenapa kita bisa suka banget buka aplikasi yang sama terus?
1. Kebiasaan yang Sudah Tertanam
Jadi gini, kebiasaan itu ternyata bisa sangat kuat. Saat kita pertama kali membuka aplikasi, mungkin karena ada kebutuhan atau alasan tertentu. Tapi lama-lama, karena sering dilakukan, kita jadi terikat dengan kebiasaan itu. Misalnya, buka Instagram, cuma mau cek notifikasi sebentar, eh, tiba-tiba bisa berjam-jam scrolling foto orang lain tanpa sadar.
Kebiasaan ini secara nggak langsung jadi bagian dari rutinitas kita. Otak kita sudah terbiasa dengan pola tersebut, sehingga setiap kali buka ponsel, tanpa pikir panjang langsung menuju aplikasi yang sering kita buka. Kekuatan kebiasaan inilah yang sering bikin kita nggak bisa berhenti buka aplikasi itu.
2. FOMO (Fear of Missing Out)
Salah satu alasan yang paling umum adalah rasa takut ketinggalan informasi. FOMO ini jadi “penyakit” yang banyak dialami orang di zaman sekarang. Kita merasa kalau nggak buka aplikasi media sosial, kita bisa ketinggalan update terbaru dari teman, tren, atau bahkan berita yang lagi viral.
Misalnya, kalau nggak buka Twitter atau TikTok, kita mungkin merasa nggak up-to-date dengan topik yang lagi rame. Nah, rasa takut ini membuat kita nggak bisa berhenti membuka aplikasi itu, padahal belum tentu ada informasi penting yang kita lewatkan. Tapi ya, karena takut ketinggalan, akhirnya kita tetap buka.
3. Dopamin dan Hadiah yang Tak Terduga
Pernah dengar soal dopamin? Nah, dopamin itu adalah zat kimia di otak yang berperan penting dalam sistem penghargaan kita. Ketika kita mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau memuaskan, otak kita mengeluarkan dopamin, yang bikin kita merasa senang dan ingin mengulanginya lagi.
Nah, aplikasi-aplikasi itu, terutama media sosial, tahu banget cara memanfaatkan dopamin ini. Setiap kali kita membuka aplikasi dan menemukan sesuatu yang menarik—entah itu like di postingan kita, komentar lucu, atau video yang seru—otak kita langsung memberi hadiah berupa dopamin. Ini yang bikin kita merasa senang dan, tanpa sadar, ingin membuka aplikasi itu lagi dan lagi. Setiap kali ada notifikasi baru, kita seperti diberi “hadiah kecil”, yang semakin memperkuat kebiasaan untuk terus buka aplikasi.
4. Interaksi Sosial yang Tidak Terputus
Di era digital seperti sekarang, kita merasa selalu terhubung dengan orang lain melalui aplikasi-aplikasi yang kita buka. Media sosial memberikan kita kesempatan untuk berbagi, berinteraksi, dan mengetahui apa yang orang lain lakukan. Bahkan, banyak orang yang merasa hidupnya nggak lengkap tanpa mengecek aplikasi chatting atau media sosial, karena interaksi sosial ini jadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Saat kita merasa kurang interaksi, kita cenderung membuka aplikasi-aplikasi tersebut untuk mendapatkan rasa terhubung dengan orang lain. Nah, inilah yang jadi alasan kenapa kita bisa terus membuka aplikasi yang sama, meskipun mungkin hanya untuk melihat-lihat update terbaru teman-teman kita atau membalas pesan yang sebenarnya nggak terlalu urgent.
5. Tampilan dan Desain yang Memikat
Aplikasi-aplikasi yang kita buka terus-menerus juga biasanya dirancang dengan sangat cermat. Desain yang simpel, warna-warna cerah, dan tampilan yang memikat bisa membuat kita betah berlama-lama. Misalnya, Instagram dengan tampilan feed yang terus-menerus menyuguhkan gambar dan video menarik, atau TikTok dengan konten yang langsung muncul begitu kita buka aplikasi.
Fitur-fitur seperti infinite scroll atau notifikasi yang terus-menerus muncul juga membantu menjaga kita tetap terpikat dan ingin membuka aplikasi lagi. Desain-desain ini nggak cuma bikin kita nyaman, tapi juga mengundang kita untuk selalu balik lagi. Semakin sering kita membuka aplikasi, semakin kuat otak kita mengasosiasikan aplikasi tersebut dengan rasa senang atau kenyamanan.
6. Jalan Pintas untuk Pelarian
Kadang, kita juga membuka aplikasi yang sama sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau rasa bosan. Nggak jarang, kita merasa stres atau bingung, dan yang kita cari adalah sesuatu yang bisa mengalihkan perhatian kita. Buka aplikasi yang sudah familiar bisa jadi cara mudah untuk melepaskan diri sejenak dari kehidupan nyata dan masuk ke dunia maya yang terasa lebih ringan.
Misalnya, saat kita sedang nggak ada kerjaan atau sedang menghadapi masalah, membuka aplikasi game bisa memberi kita rasa pencapaian, meskipun hanya dalam bentuk skor tinggi atau level yang naik. Ini memberikan pelarian sejenak dari rutinitas yang kadang terasa membosankan.
Kesimpulan
Jadi, kenapa kita suka banget buka aplikasi yang sama terus? Jawabannya nggak sesederhana satu hal aja, melainkan campuran dari kebiasaan, rasa takut ketinggalan, dorongan dopamin, interaksi sosial, desain aplikasi yang menarik, dan kadang juga sebagai pelarian. Meskipun kadang kita sadar kalau sudah terlalu sering membuka aplikasi yang itu-itu aja, tapi otak kita tetap tertarik untuk melakukannya karena berbagai faktor tadi.
Mungkin, kalau kamu merasa kebiasaan ini mulai mengganggu, bisa dicoba untuk lebih sadar dan mengatur waktu penggunaan aplikasi. Coba deh, sesekali coba aplikasi yang beda atau kurangi notifikasi agar nggak terus-terusan teralihkan. Semoga kita bisa lebih bijak dalam memilih aplikasi yang bermanfaat dan nggak cuma sekadar kebiasaan aja!